Dugaan banyak penyimpangan baik administrasi ataupun penyerapan anggaran Hibah, Dugaan tidak profesional Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Mesuji terpantau sering tutup sekretariat pengawas pemilihan bupati dan wakil bupati Mesuji 2024 (11/8/24)
Padahal jelas apa tugas, fungsi dan tanggung jawab sebagai pengawas pemilu. Melakukan pencegahan, sosialisasi, penindakan, serta menerima laporan dari masyarakat.
Lain pada prakteknya dipantau awak media terlihat kantor pada tutup seperti tidak berpenghuni, padahal dana yang dikelola oleh lembaga ini Rp. 11.200.000.000 alokasi untuk biaya hanya 7 Kecamatan 105 Desa dengan mata pilih kurang lebih 173.000.
Sebenarnya kalau kita bandingkan dengan wilayah Kabupaten Tulang Bawang jauh lebih menguntungkan Karena Dana Hibah Kirang lebih 13. Miliaran padahal 15 kecamatan, 4 kelurahan, dan 147 desa.
Beberapa tokoh masyarakat mulai geram melihat lembaga Bawaslu melakukan penyerapan anggaran seperti kucing kucingan, Wayan dan supri bersama Johari yang diwakili forum penyelamatan aset pencegahan Korupsi (FPAPK) meminta APH jangan tutup mata, berharap Dugaan kami ini dilidik, sebelum ribuan massa akan melakukan aksi damai di Depan kantor Bawaslu Mesuji.
Sumber lain data fakta jelas bukti ada masyarakat sudah lapor terkait pencurian listrik Sudah disampaikan di Reskrim Polres Mesuji tetapi sampai saat ini diduga tidak ada kejelasan perkembangan kasus dugaan pencurian listrik di Kantor Bawaslu Mesuji jelas Supri.
Terpisah pelapor Satgas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya (GRIB JAYA) Kadek Wisnu membenarkan, dari Laporan saya sampai saat ini tidak ada perkembangan selanjutnya, dalam waktu dekat kita akan sampaikan ke APH lain tegas Suitan Prabowo Subianto.