Kabupaten Mesuji (perintisnews.co.id) Keluan Masyarakat belum juga selesai imbas dari reproduksi, PT Garuda bumi perkasa dan PT Sinar pematang Mulya, masyarakat berharap Presiden dan Kapolri mendengar jeritan kami di Desa Mulya Agung Kecamatan Simpang Pematang Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung
Akibat aktivitas dua pabrik dekat permukiman mereka yang menciptakan Debu dan asap pabrik menimbulkan polusi udara hingga masuk sampai ke dalam rumah penduduk.
Mat ate buru tani warga setempat mengaku mereka sangat terganggu dengan aktivitas pabrik tersebut, apalagi berkaitan dengan kesehatan warga sekitar, khususnya anak-anak dan orang tua terdampak langsung karena setiap hari harus menghirup asap dua pabrik yang kurang sedap ucapnya
Lanjut buru tani tersebut mengatakan Selama ini kami tidak merasa aman dengan kesehatan warga sekitar pabrik. Kami minta pemerintah Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD, Kapolres Mesuji dengan rendah hati bantu kami warga di sini,” katanya sambil menarik nafas panjang, Minggu (17/4/2022).
Dia juga menjelaskan selain bau asap yang kerap mereka hirup, kondisi rumah juga setiap hari penuh dengan debu.
Hal ini menambah pekerjaan rumah warga karena setiap hari harus bersih-bersih kalau tidak dibersihkan sama seperti tidur di hamparan jalan yang berdebu ucapnya
Sebenarnya permasalahan ini sudah diketahui oleh Dinas Lingkungan Hidup bahkan mereka sudah cek lokasi akan terapi tidak membuahkan hasil
Mat ate pun mengancam bila kami tidak ada solusi kami akan langsung ke Jakarta bertemu dengan Presiden Ir. H. Joko Widodo dan bersama warga akan melaporkan penderitaan kami selama 25 tahun ini, pungkasnya
Hal ini Sudah sekian kali aspirasi ini ke Lingkungan hidup Kabupaten Mesuji namun sampai saat ini tak ada tindak lanjut atas laporan Masyarakat
Sumber lain kami tidak bisa istirahat karena sesak napas kami di sini. Kami tidak mengharapkan apapun hanya ingin agar pabrik itu tidak mengganggu terus kehidupan kami sehari hari dari menyebarkan polusi,” katanya.
Sementara Dua PT pabrik Di duga hanya bertutup sebelah mata marak asap dari pabrik.
Awak media coba konfirmasi ke ibu menteri lingkungan hidup, sementara belum direspon walaupun whatsapp contreng dua